Saat saya kecil saya betul-betul tidak mengerti arti kata Kerja keras.Pandangan mata saya hanya fokus kepada kesenangan bermain dan belajar.Ayah saya adalah seorang pekerja keras dan terkadang bukan tidak mungkin jika terkadang saya juga ikut andil dalam perkerjaan Ayah.Saat itu saya berumur 14 tahun dan saya adalah satu-satunya laki" dari 2 bersaudara. . Setiap saya ingin bermain bersama teman-teman,selalu terhalang oleh keinginan Ayah untuk membantunya.Saya sangat benci jika melakukan ini karena terasa sangat membosankan.
Melihat bagaimana teman saya berlagak memamerkan segala hal yang dia punya sedangkan saya harus berusaha jika menginginkan sesuatu.saya tidak pernah meminta hal yang berlebihan kepada orangtua karena itu hanya membuat ayah kesusahan.Saya bahkan berpikir kenapa saya disini dan mereka disana.dari hari itu saya berjanji akan menjadi orang yang lebih baik dari hari ini.
Pada suatu hari Ayah berhenti menyuruh saya untuk membantunya bekerja.Awalnya saya merasa bingung"Kenapa?". Tapi tanpa berpikir panjang berlari menuju teman" dan bermain bersama tanpa ada gangguan hampir setiap hari saya melakukanya.saat bermain tiba" saya merasa sangat lapar,akhirnya saya pulang kerumah.Kiranya Ayah akan melarang saya makan karena saya sudah jarang membantunya bekerja.Namun dia tidak sedikitpun menyingkirkan piring saat saya akan mengambil makanan.Ibu juga sebalikanya hanya senyum dan menyuruh saya untuk menghabiskan piring.
Saat saya akan selesai menghabiskan makanan Ayah lebih dulu pergi.Saat itu dibelakang rumah Ayah gunakan sebagai tempat dia bekerja Pandai Besi.lalu saya mengikutinya secara diam".kemudian saya melihat ayah mulai bekerja.tersa berat karena dia melakukannya sendiri Pandai besi adalah pekerjaan yang susah karena Api,besi panas,timah,dan Alat-alat berat adalah rintangan.Ayah terlihat sangat sulit karena biasanya saya selalu membantunya.
Mulai dari saat itu saya sadar dunia ini memang sangat menggelikan saya sangat kecewa dengan diri saya yang hanya memikirkan diri sendiri demi kesenangan saat itu juga saya menangis,ternyata Ayah mengerti akan rasa bosan saya,rasa ingin saya bermain dengan teman".Karena itu dia jarang menyuruh saya membantunya lagi. mengetahui bahwa ayah mengerti akan kemauan saya,sayapun harus mengerti posisi Ayah yang sedang membutuhkan saya
Pointnya adalah Orangtua sayang dan sekali lagi sayang sama kita.Memang ada waktu dimana kita jengkel atau ngambek sama orangtua.tapi ada waktunya kita juga harus melihat apa yang orangtua kita lakukan demi kita.dan tentu jika kalian orang yang berpikir dewasa munkin ngk perlu baca ni Entry karena kalian udah memikirkanya dari awal.
No comments:
Post a Comment